TIPS
Cara Menulis Abstrak Ilmiah yang Baik
![](https://bahaskuliah.com/wp-content/uploads/2021/05/Cara-2Bmembuat-2Babstrak-2Bmudah.jpg)
Sebagai seorang akademisi kita wajib memahami pentingnya abstrak. Abstrak seringkali satu-satunya bagian dari tulisan yang dibaca dan menentukan apakah pembaca mau atau tidak membaca keseluruhan tulisan.
Abstrak mempunyai aturan dalam penulisannya. Hal ini untuk mempermudah pembaca mengetahui isi dari karya tulis ilmiah yang dibuat.
Apa yang dimaksud Abstrak?
Istilah ini sudah dipakai sejak abad ke 14, berasal dari kata latin abstractus yang artinya ditarik, dialihkan dari, atau terlepaskan dari.
Sederhananya, abstrak adalah bagian yang lebih kecil dari keseluruhan yang telah diambil/ditarik untuk mewakili bagian yang lebih besar.
Tujuan Abstrak
Abstrak bertujuan menarik para pembaca untuk membaca isi dari tugas akhir. Abstrak harus merupakan penjelasan singkat tentang bagaimana karya ilmiah itu sesuai dengan isi karya ilmiah dan kontribusi apa yang diberikan. Sifatnya adalah memberikan gambaran umum dari karya ilmiah secara singkat dan dapat dibaca secara cepat oleh para pembaca, sehingga mereka dapat memutuskan apakah karya sobat itu layak mereka baca atau tidak.
Cara membuat Abstrak untuk Skripsi, Paper, dan Karya Tulis Ilmiah
Membuat abstrak tidaklah sulit — jika sobat tahu informasi apa yang perlu dimasukkan dan bagaimana menyusunnya.
Umumnya penulisan abstrak untuk karya tulis ilmiah menggunakan pendekatan berikut:
- Satu atau dua kalimat untuk menjelaskan latar belakang / konteks penelitian.
- Satu atau dua kalimat untuk mempresentasikan masalah yang dibahas atau hipotesis di balik penelitian.
- Tiga sampai empat kalimat yang meringkas temuan utama, dengan rincian super singkat tentang metode yang digunakan
- Satu kalimat yang menjelaskan pentingnya hasil temuan tersebut dan kontribusinya serta sumbangannya ke bidang displin ilmu anda.
Meski abstrak letaknya setelah judul, atau diawal tetapi nyatanya abstrak dibuat paling akhir. Mengapa? karena abstrak itu adalah versi singkat dari tugas akhir atau artikel jurnal sobat. Bagaimana mungkin meringkas jika tidak ada bahan yang diringkas. haha
Setelah judul, hal kedua yang dibaca oleh pembaca adalah abstrak. Judul dan abstrak tersedia secara gratis untuk semua orang, dan seseorang tidak perlu membeli artikel di jurnal ilmiah untuk mengaksesnya. Kebanyakan orang memutuskan artikel mana yang akan dibaca dengan hanya membaca judul dan abstrak.
Sedikit banyak pembaca abstrak mungkin bukan ahli di bidangnya, oleh karna itu abstrak harus jelas dan bisa dipahami dengan mudah serta mandiri (self contained).
Beberapa hal yang perlu sobat ketahui sebelum menulis abstrak yang bagus:
Abstrak harus menjawab pertanyaan seperti:
- Apa yang telah sobat teliti?
- Bagaimana sobat melakukan penelitian?
- Apa yang baru disini?
- Apa yang menarik ?
Hindari membuat pernyataan yang tidak meyakinkan seperti “dalam makalah ini kami mempelajari · ·”. Sebaliknya buatlah pernyataan seperti ini “kami menunjukkan bahwa · · ·”
- Abstrak yang baik harus memudahkan pembaca untuk mengenali isi karya ilmiah dengan cepat dan akurat, dan ada kaitannya dengan minat pembaca.
- Abstrak juga harus merangkum hasil dan kesimpulan utama secara ringkas
- Abstrak harus singkat, hanya satu paragraf, tidak melebihi 250 kata atau sebaliknya seperti yang ditentukan oleh jurnal.
- Sebaiknya hapus semua referensi tabel atau gambar, dan hapus singkatan dan akronim yang tidak umum meskipun mungkin dijabarkan di bab bab utama karya ilmiah, karena abstrak itu bersifat self-contained.
- Bacalah abstrak berulang kali untuk menemukan kata dan frasa yang tidak perlu atau mubazir, dan segera hapus.
- Menulis abstrak harus singkat dan lugas. Pastikan setiap kata bermakna.
- Abstrak yang baik adalah jika sobat menghapus satu kata saja, abstrak itu kehilangan subtansinya.
Contoh Abstrak yang baik dalam Bahasa Inggris
Abstract
Characterization of Iron Deposition in Recombinant Heteropolymer Ferritins Deneen Cole, Dr. Fadi Bou-Abdallah, SUNY Potsdam (NY, USA), Dr. Paolo Arosio, University of Brescia (Italy), Dr. Sonia Levi, Vita-Salute San Raffaele University (Italy) Ferritin is a ubiquitous iron storage and detoxification protein found highly conserved in species from bacteria to plants to humans. In mammals, ferritin is composed of two functionallyand genetically distinct subunit types, H (heavy, ~21,000 Da) and L (light, ~19,000 Da) subunits which co-assemble in various ratios with tissue specific distribution to form a shell-like protein. The H-subunit is responsible for the fast conversion of Fe(II) to Fe(III) by dioxygen (or H2O2) whereas the L-subunit is thought to contribute to the nucleation of the iron core. In the present work, we investigated the iron oxidation and deposition mechanism in two recombinant heteropolymers ferritin samples of ~20H:4L (termed H/L) and ~22L:2H (termed L/H) ratios. Data indicates that iron oxidation occurs mainly on the H-subunit with a stoichiometry of 2Fe(II):1O2, suggesting formation of H2O2. The H/L sample completely regenerates its ferroxidase activity within a short period of time suggesting rapid movement of Fe(III) from the ferroxidase center to the cavity to form the mineral core, consistent with the role of L-chain in facilitating iron turn-over at the ferroxidase center of the H-subunit. In L/H, Fe(II) oxidation and mineralization appears to occur by two simultaneous pathways at all levels of iron additions: a ferroxidation pathway with a 2Fe(II)/1O2 ratio and a mineralization pathway with a 4Fe(II)/1O2 resulting in an average net stoichiometry of ~3Fe(II)/1O2. These results illustrate how recombinant heteropolymer ferritins control iron and oxygen toxicity while providing a safe reservoir for reversible uptake and release of iron for use by the cell.
Menulis abstrak yang baik bukanlah bakat, melainkan keterampilan yang dipelajari. Mengembangkan keterampilan semacam itu membutuhkan latihan. Karenanya tetap semangat. Cheers.