Ia ingat kepada pesan gurunya (ayahnya)Pencak itu bukan untuk gagah-gagahan dan menindas kepada orang lain yang lebih lemah dari kita. Tetapi untuk membela diri kalau kita benar-benar terdesak dan terpaksa. Selama masih dapat menyelamatkan diri dengan jalan lain, jalan itulah yang kita pakai. Kalau sudah kehabisan akal dan putus langkah, nah, di situ barulah seada-ada yang kita dapat, dipergunakan. Amanat dalam kutipan novel sejarah tersebut adalah?
Ia ingat kepada pesan gurunya (ayahnya)Pencak itu bukan untuk gagah-gagahan dan menindas kepada orang lain yang lebih lemah dari kita. Tetapi untuk membela diri kalau kita benar-benar terdesak dan terpaksa. Selama masih dapat menyelamatkan diri dengan jalan lain, jalan itulah yang kita pakai. Kalau sudah kehabisan akal dan putus langkah, nah, di situ barulah seada-ada yang kita dapat, dipergunakan. Amanat dalam kutipan novel sejarah tersebut adalah?
- Kita tidak boleh sombong kepada orang lain.
- Kita tidak boleh iri dengki kepada orang lain.
- Kita tidak boleh semena-mena kepada orang lain.
- Kita tidak boleh berkata kasar kepada orang lain.
- Kita tidak boleh memandang rendah orang lain.
Jawaban: C. Kita tidak boleh semena-mena kepada orang lain..
Dilansir dari Ensiklopedia, ia ingat kepada pesan gurunya (ayahnya)pencak itu bukan untuk gagah-gagahan dan menindas kepada orang lain yang lebih lemah dari kita. tetapi untuk membela diri kalau kita benar-benar terdesak dan terpaksa. selama masih dapat menyelamatkan diri dengan jalan lain, jalan itulah yang kita pakai. kalau sudah kehabisan akal dan putus langkah, nah, di situ barulah seada-ada yang kita dapat, dipergunakan. amanat dalam kutipan novel sejarah tersebut adalah kita tidak boleh semena-mena kepada orang lain..